Translate

Minggu, 21 Juni 2015

cosplay, sejarah dan perkembangannya



cosplay naruto
secara singkat Cosplay berasal dari bahasa Jepang “Kosupure”. Namun orang jepang membuat istilah dari bahasa Inggris “Cosplay” yang merupakan gabungan dari kata “Costume” dan “Play”. Cosplay dapat diartikan sebagai kegiatan mengenakan pakaian beserta aksesori yang dipakai oleh tokoh-tokoh dalam anime, manga, dongeng, game, penyanyi/musisi, dan kartun. atau penjelasan lebih dalamnya adalah


istilah bagi orang yang hobi berkostum ala karakter dalam film animasi, komik (manga) maupun video games. Berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Inggris Costum and Play. Pelakunya biasa disebut Cosplayer. Sebenarnya sih, cosplay bersifat universial, tidak meski melulu karakter dari Jepang. Cuman yang paling populer di Indonesia ya Cosplayer Jepang. Penyebabnya bervariasi, bisa karena dominasi komik (manga) yang kebanyakan didominasi oleh komik Jepang. Bagi penggemar film kartun, Naruto, One Piece dan Bleach adalah alasan utama. Sebenarnya banyak juga Cosplay Barat, namun menurut saya kurang cantik bagus dan sedap dipandang mata. Cosplay Jepang entah kenapa kok kebanyakan hasilnya sangat memuaskan bahkan mendekati kemiripan toko asli dalam manga ataupun film kartun. Mungkin karena si pembuat manga/film kartun itu menggambarkan wajah orang Jepang, jadinya kalo orang jepang yang meniru pasti cocok Bahkan ada seorang wanita Jepang yang memang bekerja sebagai Cosplayer dan pendesain kostum-kostum Cosplay sekaligus modelnya.

sejarah cosplay


     Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konfeksi fiksi ilmiah. Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Halloween dan Paskah.

    Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show).[2] Di Jepang, peragaan “cosplay” pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars 2.

     Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shoujo dan film Virus.[3] Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran d?jinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.
     Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan doujinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut “Tominoko-zoku” ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok “Tominoko-zoku” dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah “Tominoko-zoku” diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan “cosplay” sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.  

Sailor Moon Cosplay
     Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio T?kai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.
     Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa “ber-cosplay“. Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-koz?) yang senang memotret kegiatan cosplay.

perkembangannya



      Memasuki era 90-an sampai sekarang, Perkembangan dari industri anime(kartun jepang) dan manga(komik  jepang) yang ternyata lebih membludak dibanding komik-komik dari negara amerika. Apalagi dari amerika sendiri dalam produksi gamenya mengadaptasi bahkan hanya sedikit mengubah isi game dari jepang. Terutama pada beberapa konsol seperti Playstation 2 ataupun X-Box. industri ini secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan jumlah coslpayer. Kenapa? karena didalam anime, game dan manga itu sendiri ternyata muncul banyak pengkarakteran sebagai tokoh yang terlibat dalam cerita. Lihat saja contohnya dalam game suikoden series. Pada satu seri game ini saja memiiki 108 karakter yang merupakan karakter utama yang harus didapatkan oleh karakter yang dimainkan oleh gamer. Bayangkan berapa banyak karakter yang bisa ditiru oleh para cosplayer ini. Pun dalam suatu alur cerita manga paling sedikit ada 5 karakter utama yang bisa dicontoh oleh cosplayer, semakin lama semakin banyak variasi yang bisa dicontoh oleh cosplayer dalam kegiatan mereka. belum lagi kreatifitas manusia yang membuat suatu originalitas dalam dunia cosplay, yaitu menggunakan style mereka sendiri dengan tidak terpatok pada satu tokoh anime atau manga
    Sementara di Indonesia, Pada awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal, namun Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut.Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta,  di Medan sendiri baru diadakan di 4- tahun terakhir ini dalam even bunkasai, ataupun festival-festival kecil yang tersebar di tempat-tempat tertentu.dan ini terus berkembang di kota-kota besar yang lain.
     event terupdate terbesar adalah saat para cosplayer diundang sebagai peserta dalam acara JF3(Jakarta food fashion festival) pada tanggal 22 mei 2010 lalu. banyak cosplayer yang hadir dan melakukan cosplay dengan maksimal pada saat itu. Sungguh penampilan yang menakjubkan walaupun insiden tetap terjadi-seperti halnya pada setiap acara besar yang menuntut profesionalitas.


(ditulis oleh Intan Purnama Sari /  10080014169 dari : 1. Onggo, Bob Julius. 2004. Cyber Public Relations. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2. Dhiko. 2010. "cosplay Beyond Hobby Culture And Self" diakses di dhiko.blogspot.com. pada 21 / 06 / 2015, 22 :30)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar