kami bertemu dan berbincang dengan salah satu cosplayer yang berasal dari Bandung nih.., penasaran kan? ayo kita simak perbincangannya...
1. sejak kapan tahu Cosplay?
"hmm.. udah lama sih yaa mmm... sekitar tiga / empat tahun yang lalu."
2. apa yang membuat anda tertarik dengan Cosplay?
" sebenarnya kan cosplay itu sebuah hobby yaa awalnya kan saya suka animasi animasi jepang ya.. yang kita tau anime ya.. setelah itu saya diajak sama teman saya datang ke event tentang jepang.. nah dari situ saya pertamakali melihat orang yang pake kostum tokoh-tokoh yang ada di anime tertentu. ya akhirnya saya tertarik untuk mencoba hal tersebut."
3. ada kendala ga sih buat mainin Cosplay itu?
" hmm... itu juga tergantung sih ya, paling di kostum atau budget.."
4. nah itu (bercosplay) kendalanya kaya gimana?
" eh kalau dari kostum sih tingkat kesulitan buat bikin kostumnya ya.. kan bahannyya beda beda ada yang kualitasya bagus, biasa aja buat beli bahannya juga kan harus tau harga ya.. semakin bagus bahannya, otomatis semakin mahal harganya. tapi kita bisa pesa atau beli langsung ke toko marchendise anime kalau misalnya gamau ribet."
5. kalo untuk kostum, kisaran harganya berapa?
" hmmm... macam macam ya, yaitu kita balik lagi sama tingkat kesulitan pembuatannya, semakin rumit kostumnya ya semakin mahal harganya. paling murah mungkin sekitar 200 ribu-an itu udah satu set atasan sama bawahan misalnya seragam sekolah.. kalau yang paling mahal ya bisa sampai 1 jutaan.."
6. kalau untuk aksesorisnya gimana??
" ya kalo buat aksesoris sih kita ga banyak banyak ya, paling kalung atau gelang atau bando lah.. yang ringan-ringan aja tergantung tokoh yang bakal kita perankan."
7. ada lagi ga barang lain yang dipakai selain kostum?
" ada, kaya itu tadi aksesoris lah.. sepatu sama wig juga kita kan tahu ga semua tokoh yang ada di anime rambutnya item kaya mayoritas orang orang indonesia"
narasumber : Novita PEP
nekoneko cosplay
Translate
Kamis, 25 Juni 2015
acara - acara dan event - event cosplay di bandung
hachi no matsuri IV |
Japanese Education Exhibition |
Uin matsuri |
4.Nihon no Matsuri 8 – Bandung Tanggal: 2 – 3 Mei 2015 Tempat: Convention Hall, Telkom University, Jl. Telekomunikasi Bandung Waktu: 10.00 WIB Harga tiket masuk: GRATIS! Program acara: Merchandise, Fashion & Toys Fair Obake Maid & Butler Cafe Food Fair Cosplay Performance Martial Art Performance Competition Cover Dance Cover Sing Cosplay ( Kabaret & Single ) Fan Art Seiyuu NNM Got Talent NNM Band Blast Kyosho NNM Hime to Ouji Photography
5.Japanzuki UPI: Japanese Season Festival – Bandung Tanggal: 18 & 25 April 2015 Tempat: Gedung FPBS UPI & Gymnasium UPI Harga tiket masuk: Rp. 10.000 Himbaja UPI kembali akan menggelar Japanzuki Show. Setelah sukses dengan IPPAN Matsuri di tahun 2014 Event tahunan dari Mahasiswa Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia kali ini mengangkat tema “Japan Season Festival”.
japan fair hotaru |
7.Sashimi 2015 – Universitas Widyatama Bandung Tanggal: 28 Februari 2015 Tempat: Gedung Serba Guna Universitas Widyatama Jl. Cikutra No. 204 A Bandung Waktu: 09.00 – 21.00 WIB Harga tiket masuk: GRATIS! Program acara yang akan berlangsung adalah: High School Decoration Atmosphere Food Booth & Accessories Band Audition & Guest Star Lomba dan kompetisi: Dance Cover Single Cosplay Group Cosplay.
akiba no sekai |
9. JAPAN FEST ‘Shougaku no Bunka’ CLOTH FEST – Bandung Tanggal: 4 Januari 2015 Tempat: Atrium Festival City Link, Jl. Peta No. 241 Bandung Program acara Bazaar Cloting festival Lomba: Dance cover Cover sing Cosplay
(ditulis oleh Selvi Nur Indriyani / 10080014154) dari : http://jadwalevent.web.id/tag/acara-jepang-bandung)
Rabu, 24 Juni 2015
bagaimana caranya kita bercosplay?
Mengamati karakter adalah
salah satu tips penting dalam kita ber-Cosplay. Karena seperti pengertian
Cosplay itu sendiri, kita bermain peran selain berkostum. Dua hal ini adalah
satu kesatuan. Jika salah satu nggak terpenuhi, maka Cosplay kita nggak ada
"soul"nya ato bisa dibilang kita akan susah dan besar kemungkinan
gagal memerankan karakternya dengan baik.
2.
Make up dan penampilan
3.
Pendalaman karakter (akting, playing, dll)
y
a ada lagi nih sesuatu yang bisa kalian jadikan acuan untuk karakter yang akan kamu tiru.
1. Saya
menyukai karakter tersebut
Suka pada pandangan pertama, yap, karakter
animasi Jepang memang kita akui sebagi penampil karakter yang bisa dikatakan
sempurna, baik dari paras wajah , rambut, armor dan weaponnya, namun banyak
Cosplayer yang jatuh hati terhadap pandangan pertama pada suatu karakter. Namun
perlu diingat, kita harus perlu mengetahui pribadi dan latar belakang karakter
tersebut.
2. Tubuh saya sepadan
dengan karakter tersebut
Beberapa Cosplayer yang menganggap cosplay itu
harus perfect! pasti juga akan memikirkan postur tubuhnya, apakah saya cocok
atau tidak. Namun beberapa cosplayer yang hanya sekedar having fun, masalah
postur tubuh itu bukan masalah yang “serius”.
3. Biaya
Diingatkan sekali lagi, jangan sampai terjadi ”
besar pasak daripada tiang “, jangan sampai gara” ingin bercosplay, jculers
malah memiliki utang yang cukup besar, ya kalo bisa dibayar, kalau tidak?
4. Waktu
korban waktu dalam menjiwai karakter, dan waktu
pembuatan kostum itu tidaklah singkat, lain halnya jika jculers beli online,
tinggal nunggu waktu kiriman datang saja.
5. Skill
Rata-rata cosplayer sekarang sudah banyak yang
memiliki skill ( keahlian ) dalam ber-cosplay, namun beberapa cosplayer perlu
menambah skill mereka dengan cara belajar ke cosplayer yang lebih senior, skill
di dunia cosplay ini banyak banget , contohnya : Skill dalam ber-make up,
perform, improvisasi, pose , dan skill dalam membuat kostum. Ingat saja pepatah
yang mengatakan ” diatas langit masih ada langit ” .
6. Tingkat percaya
diri
Meningkatkan percaya diri banyak caranya, bisa
saja kalian ber akting di depan cermin, atau kalian ber-akting di depan teman –
teman sewaktu gath cosplay. Percaya diri juga bisa kita dapat dari orang-orang
terdekat kkita, misal orang tua , pacar, tetangga, tukang bakso, dagang cat,
dagang kain, semua orang ini pasti kalian pernah temui kan? ceritakan saja
project kalian, mereka pasti memberi dukungan ke kalian.
7. Tingkat kesulitan
pada pembuatan kostum
Untuk kerumitan kostum, kalian harus bisa
membatasi keinginan kalian, memang benar ” tidak ada yang tidak mungkin di
dunia ini ” namun itu semua tidak berlaku jika kita tidak memiliki biaya yang
cukup dalam merealisasikannya. Untuk pemula, coba dulu kostum cosplay yang
simple dulu, jika merasa sudah sanggup untuk melangkah ke kostum ” DEWA ” ,
kalian harus sanggup untuk fokus dan menjadikannya kostum yang ” Sugoii “.
mikuu Cosplay |
Tahun lalu kalian sudah berhasil meng-cosplay kan
karakter apa saja? apakah kalian menargetkannya? Sudah pasti seorang cosplayer
memiliki target untuk list cosplay nya, hanya saja coba setiap karakter dipikir
2kali sebelum dimasukkan kedalam list cosplay kalian.
9. Bahan membuat
kostum
Khusus Cosplay Maker, kalian pasti sangat
mempertimbangkan hal ini, seandainya kalian ingin membuat kostum dengan bahan
yang tidak biasa, ada baiknya untuk mengecheck ketersedian bahan itu di
lingkungan kalian, tanya harga terus kualitas juga, agar nanti tidak ada bahan
yang terbuang sia-sia.
10. Partner
Kenapa kita butuh partner? coba saja kalian
perform secara solo, kurang greget banget. diusahakan
setiap cosplayer memiliki partnernya masing”, supaya jika sewaktu cosplay dari
karakter anime tertentu, kalian bisa tampil berdua dan gax sendiri menampilkan
karakter dari anime itu. Mempunyai partner itu juga berarti mempunayi seorrang
teman atau bahkan sahabat.
(ditulis oleh Novita Pricillia EP / 10080014173 dari : iskailkom12. wordpress.com/2013/02/20/ komunitas-cosplay)
(ditulis oleh Novita Pricillia EP / 10080014173 dari : iskailkom12.
apa aja sih yang ada di komunitas cosplay itu?
cosplay Ash dan Pikachu |
Aktifitasnya itu sendiri beraneka macam bisa berkaitan dengan visi yang di jalani atau berbeda, yang paling penting adalah bahwa setiap anggota komunitas tahu bahwa komunitas tersebut diisi oleh orang-orang yang berpikiran sama.
Lantas, aktifitas utama sebuah komunitas itu apa?
Aktifitas/ kegiatan komunitas itu terbagi atas 3 jenis:
- Gathering
- Competition
- Expo/ Pameran
GATHERING
Kegiatan ini adalah kegiatan mendasar dari sebuah komunitas, gathering itu artinya berkumpul. Disini setiap anggota komunitas bertemu dengan sesama rekan sehobi dan seminat, dan kemudian sharing pendapat tentang kondisi dan keadaan hobi yang mereka jalani. Biasanya gathering dimanfaatkan oleh orang yang baru menyukai hobi tersebut untuk belajar lebih jauh dan mendalami sebuah hobi yang baru ia sukai. Umumnya gathering itu sifatnya bebas, tidak ada aturan tegas yang membatasi. Yaaaaaah, namanya juga kumpul-kumpul...hehe
Gathering merupakan kegiatan untuk meningkatkan kuantitas sebuah komunitas.
COMPETITION
Kegiatan ini adalah langkah kedua setelah gathering, kompetisi diadakan dengan tujuan mengembangkan skill dan kualitas setiap individu, karena dengan kompetisi maka visi yang di jalani oleh setiap pelakunya tidak stagnan (mandek). Dengan kompetisi hobi tersebut berkembang secara kualitas karena banyak pelaku hobi tersebut melakukan inovasi. Tujuan kompetisi pun bukan untuk saling menjatuhkan tapi saling belajar, mengenal dan menghargai antara anggota komunitas.
Kompetisi merupakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas sebuah komunitas.
EXPO
Kegiatan ini adalah langkah ketiga setelah kompetisi, dimana para anggota komunitas sudah memiliki pengalaman dan ilmu yang cukup untuk melebarkan visi mereka yang semua hobi menjadi sebuah hal yang sifatnya profit. Di sini setiap anggota memamerkan karya terbaik mereka untuk diperjualbelikan, kualitas yang mereka dapat dari gathering dan kompetisi diaplikasikan disini. Disini ada sebuah produk komunitas yang memiliki nilai jual.
Expo merupakan kegiatan untuk merubah sebuah hobi menjadi sebuah profesi.
Contoh: seperti sepakbola...hobi itu diawali dengan kumpul bermain bersama (gathering), kemudian bertanding antar tim (kompetisi) kemudian ada pemain bola yang di gaji untuk bermain dalam sebuah klub berdasarkan bursa transfer (expo)...
Kalo cosplayer gimana? yah, visi kita jelas, COSPLAY, maka apapun aktifitasnya tetap gak jauh dari cosplay. Kegiatan itu bisa diterapkan dalam cosplay kok, selama kita memang niat untuk itu.
Cosplay GATHERING > Yang penting kumpul, berkostum atau tidak, tujuan nya bekumpul mencari teman sesama cosplayer dan mendapat banyak hal saat berkumpul. Tidak ada standar disini, semua bisa bergabung dan memiliki suara.
Cosplay COMPETITION > Yang penting patuhi peraturannya, karena inovasi dan kreatifitas muncul saat seseorang terbatasi, aktifitas ini memiliki standar, karena itu seluruh peserta setara secara tegas, hadiah ada karena cosplayer itu dianggap sudah melewati standar.
Cosplay EXPO > Berproduksi yang terbaik, keluarkan apa yang didapat, buat orang lain tertarik dengan karya kalian, buat sebuah nilai untuk karya kalian karena tujuan kalian adalah berjualan.
(ditulis oleh Ivan Agara / 10080014172 dari : http://zhugekamiya.blogspot.
Minggu, 21 Juni 2015
cosplay, sejarah dan perkembangannya
cosplay naruto |
istilah bagi orang yang hobi
berkostum ala karakter dalam film animasi, komik (manga) maupun video games.
Berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Inggris Costum and Play. Pelakunya
biasa disebut Cosplayer. Sebenarnya sih, cosplay bersifat universial, tidak
meski melulu karakter dari Jepang. Cuman yang paling populer di Indonesia ya
Cosplayer Jepang. Penyebabnya bervariasi, bisa karena dominasi komik (manga)
yang kebanyakan didominasi oleh komik Jepang. Bagi penggemar film kartun,
Naruto, One Piece dan Bleach adalah alasan utama. Sebenarnya banyak juga
Cosplay Barat, namun menurut saya kurang cantik bagus dan sedap dipandang mata.
Cosplay Jepang entah kenapa kok kebanyakan hasilnya sangat memuaskan bahkan
mendekati kemiripan toko asli dalam manga ataupun film kartun. Mungkin karena
si pembuat manga/film kartun itu menggambarkan wajah orang Jepang, jadinya kalo
orang jepang yang meniru pasti cocok Bahkan ada seorang wanita Jepang yang
memang bekerja sebagai Cosplayer dan pendesain kostum-kostum Cosplay sekaligus
modelnya.
sejarah cosplay
Sejak paruh
kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat
sering mengadakan konfeksi fiksi ilmiah. Peserta konvensi mengenakan kostum
seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek.
Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng
(masquerade) seperti dalam perayaan Halloween dan Paskah.
Tradisi
penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an
dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show).[2] Di Jepang, peragaan
“cosplay” pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa
dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus
fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti
tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice
Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil
ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum
tokoh Star Wars 2.
Pada waktu
itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga
Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras
membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea
sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes
cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta
mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shoujo
dan film Virus.[3] Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering
diadakan dalam acara pameran d?jinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di
Jepang.
Majalah
anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay
di pameran dan penjualan terbitan doujinshi. Liputan besar-besaran pertama kali
dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut
memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut
“Tominoko-zoku” ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju
bergerak Gundam. Kelompok “Tominoko-zoku” dikabarkan muncul sebagai tandingan
bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu
meramaikan kawasan Harajuku). Istilah “Tominoko-zoku” diambil dari nama
sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi
dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil
mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel
tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut
berhasil menjadikan “cosplay” sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.
Sailor Moon Cosplay |
Sekitar
tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi
sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa
sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang
sudah bisa “ber-cosplay“. Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan
berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer
amatir (disebut kamera-koz?) yang senang memotret kegiatan cosplay.
perkembangannya
Memasuki
era 90-an sampai sekarang, Perkembangan dari industri anime(kartun jepang) dan
manga(komik jepang) yang ternyata lebih membludak dibanding komik-komik
dari negara amerika. Apalagi dari amerika sendiri dalam produksi gamenya
mengadaptasi bahkan hanya sedikit mengubah isi game dari jepang. Terutama pada
beberapa konsol seperti Playstation 2 ataupun X-Box. industri ini secara tidak
langsung mempengaruhi peningkatan jumlah coslpayer. Kenapa? karena didalam
anime, game dan manga itu sendiri ternyata muncul banyak pengkarakteran sebagai
tokoh yang terlibat dalam cerita. Lihat saja contohnya dalam game suikoden
series. Pada satu seri game ini saja memiiki 108 karakter yang merupakan
karakter utama yang harus didapatkan oleh karakter yang dimainkan oleh gamer.
Bayangkan berapa banyak karakter yang bisa ditiru oleh para cosplayer ini. Pun
dalam suatu alur cerita manga paling sedikit ada 5 karakter utama yang bisa
dicontoh oleh cosplayer, semakin lama semakin banyak variasi yang bisa dicontoh
oleh cosplayer dalam kegiatan mereka. belum lagi kreatifitas manusia yang
membuat suatu originalitas dalam dunia cosplay, yaitu menggunakan style mereka
sendiri dengan tidak terpatok pada satu tokoh anime atau manga.
Sementara di Indonesia, Pada
awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal, namun Pada awal 2000-an, beberapa
event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum
ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang
tersebut.Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di
Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan
merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu
ada event cosplay di Jakarta, di Medan sendiri baru diadakan di 4- tahun
terakhir ini dalam even bunkasai, ataupun festival-festival kecil yang tersebar
di tempat-tempat tertentu.dan ini terus berkembang di kota-kota besar yang
lain.
event terupdate terbesar adalah saat para cosplayer diundang sebagai peserta dalam acara JF3(Jakarta food fashion festival) pada tanggal 22 mei 2010 lalu. banyak cosplayer yang hadir dan melakukan cosplay dengan maksimal pada saat itu. Sungguh penampilan yang menakjubkan walaupun insiden tetap terjadi-seperti halnya pada setiap acara besar yang menuntut profesionalitas.
(ditulis oleh Intan Purnama Sari / 10080014169 dari : 1. Onggo, Bob Julius. 2004. Cyber Public Relations. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2. Dhiko. 2010. "cosplay Beyond Hobby Culture And Self" diakses di dhiko.blogspot.com. pada 21 / 06 / 2015, 22 :30)
event terupdate terbesar adalah saat para cosplayer diundang sebagai peserta dalam acara JF3(Jakarta food fashion festival) pada tanggal 22 mei 2010 lalu. banyak cosplayer yang hadir dan melakukan cosplay dengan maksimal pada saat itu. Sungguh penampilan yang menakjubkan walaupun insiden tetap terjadi-seperti halnya pada setiap acara besar yang menuntut profesionalitas.
(ditulis oleh Intan Purnama Sari / 10080014169 dari : 1. Onggo, Bob Julius. 2004. Cyber Public Relations. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2. Dhiko. 2010. "cosplay Beyond Hobby Culture And Self" diakses di dhiko.blogspot.com. pada 21 / 06 / 2015, 22 :30)
Langganan:
Postingan (Atom)